Jobseeker adalah pekerjaan yang menjemukan. Begitu kah?
Keluar masuk perusahaan untuk memasukkan lamaran, mengirim puluhan CV dan surat
lamaran, bolak-balik mengikuti ujian sesuai jadwal, berulang kali wawancara
namun hasilnya ‘maaf anda belum beruntung’. Sabar, sabar dan sabar. Itu yang
selalu orang katakan jika sedang mengeluh.
Dan akhirnya hari dimana mereka berkata ‘selamat anda
diterima’ datang juga. Entah sudah berapa lembar lamaran yang dikirim, berapa
kali mesti melegalisasi ijazah, berapa kali keluar masuk kantor pos untuk
mengirim lamaran, sudah tidak ingat. Yang diingat hanyalah rasa syukur akhirnya
usaha ini terjawab.
Hari pertama menuju tempat mencari sekeping logam untuk
bertahan hidup dimulai. Berbekal surat penempatan kerja dari kantor pusat,
melajulah segera ke tempat unit kerja itu. Sebuah gedung bertingkat yang tidak
terlalu megah. Namun terlihat nyaman walopun berada dipinggir jalan yang tidak
terlalu besar namun ramai akan kendaraan.
Sebuah gedung berlantai tiga. Dengan pos satpam disebelah
gerbang utama. Pintu basement parkir merupakan bagian paling kanan dari
bangunan itu. Di dalam terdapat sebuah masjid berdiri diatas bangunan lantai 2.
Sebuah tempat parkir mobil berada di halaman belakang yang memiliki jalan
tembus menuju kantin.
Setelah dari basement memarkir kendaraan, tujuan berikutnya
adalah ruang pimpinan. Ruang pimpinan berada di lantai satu seperti ruang-ruang
administrasi yang lain. Seorang wanita muda berada di depan ruang pimpinan, dia
adalah sekretaris pimpinan. Setelah menanyakan tujuan kedatangan, dia pun
mempersilakan masuk ke ruang pimpinan yang dimaksud.
Pimpinan terdiri dari empat orang. Masing-masing memiliki
ruangan sendiri dengan satu sekretaris pimpinan di depan ruang mereka. Namun di
ruang pimpinan itu tersedia ruangan agak besar yang digunakan sebagai tempat
rapat. Dan pimpinan yang dimaksud untuk ditemui adalah orang nomor dua yang
‘berkuasa’ di kantor ini.
Memiliki postur tinggi, gagah, berkulit putih dan berkacamata.
Pantas menjadi seorang pimpinan yang disegani. Dengan senyum ramahnya, bapak
itu menyambut tamu calon bawahannya itu. Setelah tamu memperkenalkan diri dan
memberikan surat penempatan, bapak itu memberikan catatan singkat di surat itu.
Lalu memintanya menemui seorang kepala bagian yang akan menjadi kepala unit
kerjanya.
Ruangan berikutnya yang dituju adalah ruangan yang akan
ditempatinya sehari-hari besok. Tempatnya tidak terlalu jauh dari ruangan
pimpinan, kira-kira 20 meter. Sebuah papan petunjuk membantunya menemukan ruangan
itu.
Ruangan yang tidak terlalu besar namun cukup untuk dihuni
empat orang, tiga orang pria dan seorang wanita. Namun kenapa terdapat lima
meja dengan lima set komputer diatasnya? Empat meja berpenghuni sedangkan satu
meja tanpa penghuni.Terdapat juga sebuah ruangan kecil yang diisi mesin
fotokopi dan sebuah rak berisi berkas-berkas. Ada juga ruangan di pojok yang
berisi rak-rak yang menyimpan catatan laporan bulanan selama tiga tahun
terakhir. Sebuah pendingin ruangan bertengger tepat di depan pintu masuk dengan
kalender tergantung di bawahnya.
Dengan senyumnya, wanita yang berusia 50an tahun itu
mempersilakan ‘anak baru’ itu masuk dan bertemu dengan kepala unit bagian itu.
Setelah membaca surat penempatan yang terdapat catatan dari pimpinan nomor dua,
kabag itu memperkenalkan tamu ini sebagai ‘anak baru’ yang akan bersama-sama
bekerja setiap harinya kepada penghuni ruangan itu.
Kabag alias pak bos. Berperawakan kecil tinggi. Berusia
paling muda diantara empat orang itu. Namun jumlah ‘buntut’ nya ada empat dan
itu yang paling banyak. Bersuara keras dan suka bercanda. Seorang pimpinan unit
yang tegas dan rajin.
IbuK. Seorang ibu dengan tiga orang anak perempuan. Sudah
hampir memasuki masa pensiun beberapa bulan lagi. Itulah sebabnya ‘anak baru’
itu dikirim di unit ini. Ibu yang cerewet dan ceplas ceplos dalam berbicara,
namun tidak mengurangi keanggunannya sebagai wanita.
PaKar, sebut saja seperti itu. Tinggi, tegap dan berkulit
sawo matang. Duduk dimeja paling pojok menghadap pintu. Orang yang terkesan
sedikit menyeramkan jika dilihat dari tampilannya namun sebenarnya suka melucu.
PaWi,orang paling pendiam diruangan ini. Namun tekun dan
rapi dalam bekerja. Sifatnya itu sangat sesuai dengan tugas yang diembannya di
unit ini, bagian pembukuan atau pengarsipan berkas. Puluhan outner tersusun
rapi di ruang arsip adalah hasil kerjanya.
Dan ‘anak baru’ itu akan menjadi bagian dari kehidupan
mereka berempat selanjutnya. Dengan menempati satu set meja yang tidak
berpenghuni tadi, ‘anak baru’ ini memulai kehidupan barunya sebagai seorang
staf di unit kerja ini.
note: ini cerita fiksi dalam imajinasi ku. kalo mood bakal diterusin ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar