Setelah kurang lebih delapan tahun mengembara di pulau
seberang, tiba juga saatnya untuk pulang. Hari yang, entah diharapkan atau
justru tidak diharapkan, sudah di depan mata. Agenda-agenda yang belum selesai
harus segera diselesaikan as soon as
possible. Banyak hal yang belum selesai namun harus segera selesai. Waktu
yang diberikan perusahaan tempat dia di terima kerja seharusnya cukup.
Perlengkapan untuk masuk kerja juga perlu disiapkan.
Terutama berhubungan dengan penampilan. Blazer, kemeja, sepatu sampai alat make
up itu penting. Tampil rapi dan menarik diperlukannya saat memulai kerja.
Delapan tahun bukan waktu yang singkat, apalagi untuk berkenalan
dengan banyak orang. Orang dengan budaya berbeda bisa menjadi saudara. Orang
dari daerah lain bisa menjadi teman. Orang dengan usia yang beragam bisa
menjadi sahabat. Ditengah tawa dan tangis, merekalah yang berada disampingnya.
Packing. Itu hal
yang melelahkan namun harus dilakukan. Setelah mengembara delapan tahun
seberapa banyak barang yang harus dia angkut pulang? Lebih dari tujuh kardus.
Beberapa hari packing ternyata belum
selesai juga di hari H kepulangan. Barang-barang yang akan ‘diwariskan’ untuk
adik-adik pun masih belum selesai dibagi. Yasudah...pasrah saja.
Banyak hal yang akan dia rindukan dari perantauannya selama
ini. Berbagai macam teman dengan tingkahnya yang beragam. Teman yang tidak
hanya memberinya keceriaan namun juga teman untuk berbagi ilmu. Kenyamanan kota
ini yang membuatnya betah, terutama kemudahan akses internet. Kebebasan yang
membuatnya bisa berekspresi dengan nyaman.
Dan hari itu teman, yang sudah seperti saudara untuknya,
mengantarnya ke bandara. Taksi yang diharapkan bisa mengantar ternyata tak
kunjung datang. Padahal waktu check in sudah
mepet atau malah sudah menunjukkan
waktu terlambat. Haruskah dia gagal terbang?
Nasib baik masih berpihak padanya. Seorang teman bisa
mengantarnya dengan mobil pribadinya. Untuk ke bandara tidak mungkin
menggunakan motor karena koper yang dibawanya sudah diprediksi over load. Dan benar saja, saat check in koper yang dia bawa memang over load. Itu belum termasuk tiga tas
yang dia jinjing dan masuk kabin penumpang.
Dan setelah menyalami teman satu per satu dia pun masuk ke waiting room karena sudah ada
pemberitahuan dari pihak bandara. Delapan tahun yang penuh kenangan dan
perjuangan telah berlalu...and finally
she had to go... ^^
dan punggung merah itu hilang ditelan kerumunan orang |
sediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih T.T
BalasHapustak kuasa kutahan air mata bahkan sampai kaki menyentuh rumah. dalam sujudpun aku msh menangis. membaca tulisan ini pun aku berkaca2..
i've no word to say anything...
i just only wanna cry
hiiiiiiks
don't cry...just separated by distance
BalasHapuslet's smile, like my earlier post ^^
I was missing that moment.. :(
BalasHapusPastinya aku ikut bombay kalo lihat itu didepan mata..
Keep spirit vitoooy.. we miss u...
Selagi akses inet masih bisa dijangkau, disana pasti banyak cerita dan gambar yang bisa dibagi..
Muach muach..