Ini buku karya Hanum Rais kedua yang aku baca. Sebelumnya 99 Cahaya di Langit Eropa sudah pernah ku tulis. Kalau buku 99 Cahaya bercerita
tentang petualangan penulis dalam meniti jejak Islam di Eropa, buku Berjalan di
Atas Cahaya berisi beberapa cerita pengalaman-pengalaman penulis (Hanum Rais
dan dua temannya) selama tinggal di Eropa, terutama di Austria.
sumber: Google |
Memang tidak mudah tinggal di negara yang minim orang
muslimnya bagi kita yang terbiasa tinggal di Indonesia dengan mayoritas muslimnya.
Belum lagi kendala bahasa. Penulis tinggal di Austria, negara dengan bahasa
Jerman sebagai bahasa resminya.
Cerita di dalam buku ini tidak terlalu panjang pada tiap
babnya dan menarik untuk diambil pesan moralnya. Seperti cerita saat penulis
pertama kali datang ke Austria. Membawa bayi dalam gendongan seorang diri untuk
perjalanan jauh bukan hal yang mudah. Untung saja di pesawat penulis bertemu
dengan perempuan bercadar yang membantunya. Bahkan saat di loket imigrasi pun
perempuan itu masih membantunya. Masalah dengan bagasi juga teratasi karena
bantuan perempuan itu. Namun sayang mereka tidak sempat berkenalan. Perempuan itu
pun melambaikan tangan saat taksi membawanya menjauh dari bandara. *agen muslim yang baik ya perempuan itu..
Cerita lain saat penulis bekerja sosial menjadi pengasuh
seorang wanita renta di sebuah panti jompo. Si nenek yang bisanya menggunakan
bahasa Jerman sedangkan bahasa Jerman penulis masih belum lancar. Bahasa tarzan
pun menjadi cara komunikasi mereka.
Juga ada cerita saat penulis melakukan liputan di sebuah
desa terpencil. Bukan terpencil dalam arti terbelakang. Namun jauh dari
keramaian kota dan rumah antar warganya memang jaraknya jauh-jauh. Dan hari
minggu adalah hari yang sepi. Jalanan sepi dan hampir tidak ada orang
berlalu-lalang. Orang-orang menggunakannya sebagai hari pribadi atau keluarga.
Mungkin untuk orang Indonesia hal ini bisa membosankan, begitu kata penulis.
Hmm...,waktu aku baca tiap babnya ternyata satu inti cerita
yang simpel bisa jadi bahan tulisan yaa. Setiap menit pengalaman hidup kita,
entah dengan teman, keluarga atau orang baru yang tidak sengaja kita temui bisa
menjadi satu bahan tulisan. Dan jika dikumpulkan bisa jadi sebuah buku.
Wow....mau dunk punya buku sendiri ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar