Pages

Jumat, 21 September 2012

Toy Story 3



Seri ketiga dari film kartun mengenai mainan yang hidup jika tidak ada manusia ini dirilis pada tahun 2010. Andy, sang pemilik mainan kini sudah menginjak usia kuliah. Mainan-mainan yang dia miliki sudah jarang lagi dimainkan dan hanya diletakkan di dalam kardus di dalam kamar tidurnya.

Andy bersiap untuk menuju kampus barunya dengan hanya membawa Woody. Sedangkan mainan lain disimpan digudang. Namun belum sempat mainan itu disimpan di gudang, plastik yang berisi mainan-mainan itu dibuang ibu Andy karena dianggap sebagai sampah.

Para mainan yang selamat dari terbuang oleh ibu Andy memutuskan untuk masuk ke kardus yang akan disumbangkan ke Sunnyside Daycare sebuah tempat penitipan anak. Woody pun ikut tapi bermaksud untuk meyakinkan para mainan kembali ke rumah Andy. Tapi para mainan merasa yakin dengan kehidupan baru mereka di Sunnyside.

Dan kisah seru pun dimulai. Sunnyside bukanlah tempat yang menyengkan untuk para mainan. Anak-anak memainkan mainan dengan tanpa etika. Meludah, menindih, melempar dan berbagai macam tindakan yang ‘menyakiti’ mainan. Mainan pun berusaha melarikan diri dari Sunnyside. Namun itu tidak mudah. Mereka harus melawan Lotso, mainan paling berkuasa di Sunnyside.

Dengan berbagai usaha, akhirnya Woody mampu menyelamatkan teman-temannya untuk keluar dari Sunnyside dan kembali ke rumah Andy. Para mainan pun mengucapkan selamat tinggal pada Woody yang akan ikut Andy ke kampus barunya. Namun Woody masuk ke dalam kardus yang berisi mainan-mainan lain dan menulis memo diatas kardus itu. Memo berisi sebuah alamat dimana ada seorang anak yang bersikap baik pada mainan. Andy pun mengirim kardus itu ke alamat tersebut. Bonnie, seorang anak kecil perempuan tinggal di alamat tersebut.

Awalnya Andy keberatan karena Woody juga ada dalam kardus itu. Namun akhirnya Andy membiarkan Woody ikut mainan lain bersama Bonnie.

Hmm…udah dua tahun dari waktu rilis. Tapi baru sempet nonton. Film kartun yang seru menurutku. Tapi kalo mainan itu benar-benar bisa bicara apa meraka akan mengeluh ketika kita ‘siksa’? kekeke. Dilempar, diinjak, dibasahi ato dipukul-pukul semau kita. Tapi kan mainan benda mati, gak ngerasain apa-apa kalo dipukul. Jadi?? Mari lanjutkan ‘penyiksaan’. Hehehe #don’t follow this bad advice# ^^

sumber gambar : Google

Rabu, 05 September 2012

Story 1



Jobseeker adalah pekerjaan yang menjemukan. Begitu kah? Keluar masuk perusahaan untuk memasukkan lamaran, mengirim puluhan CV dan surat lamaran, bolak-balik mengikuti ujian sesuai jadwal, berulang kali wawancara namun hasilnya ‘maaf anda belum beruntung’. Sabar, sabar dan sabar. Itu yang selalu orang katakan jika sedang mengeluh.

Dan akhirnya hari dimana mereka berkata ‘selamat anda diterima’ datang juga. Entah sudah berapa lembar lamaran yang dikirim, berapa kali mesti melegalisasi ijazah, berapa kali keluar masuk kantor pos untuk mengirim lamaran, sudah tidak ingat. Yang diingat hanyalah rasa syukur akhirnya usaha ini terjawab.

Hari pertama menuju tempat mencari sekeping logam untuk bertahan hidup dimulai. Berbekal surat penempatan kerja dari kantor pusat, melajulah segera ke tempat unit kerja itu. Sebuah gedung bertingkat yang tidak terlalu megah. Namun terlihat nyaman walopun berada dipinggir jalan yang tidak terlalu besar namun ramai akan kendaraan.

Sebuah gedung berlantai tiga. Dengan pos satpam disebelah gerbang utama. Pintu basement parkir merupakan bagian paling kanan dari bangunan itu. Di dalam terdapat sebuah masjid berdiri diatas bangunan lantai 2. Sebuah tempat parkir mobil berada di halaman belakang yang memiliki jalan tembus menuju kantin.

Setelah dari basement memarkir kendaraan, tujuan berikutnya adalah ruang pimpinan. Ruang pimpinan berada di lantai satu seperti ruang-ruang administrasi yang lain. Seorang wanita muda berada di depan ruang pimpinan, dia adalah sekretaris pimpinan. Setelah menanyakan tujuan kedatangan, dia pun mempersilakan masuk ke ruang pimpinan yang dimaksud.

Pimpinan terdiri dari empat orang. Masing-masing memiliki ruangan sendiri dengan satu sekretaris pimpinan di depan ruang mereka. Namun di ruang pimpinan itu tersedia ruangan agak besar yang digunakan sebagai tempat rapat. Dan pimpinan yang dimaksud untuk ditemui adalah orang nomor dua yang ‘berkuasa’ di kantor ini.

Memiliki postur tinggi, gagah, berkulit putih dan berkacamata. Pantas menjadi seorang pimpinan yang disegani. Dengan senyum ramahnya, bapak itu menyambut tamu calon bawahannya itu. Setelah tamu memperkenalkan diri dan memberikan surat penempatan, bapak itu memberikan catatan singkat di surat itu. Lalu memintanya menemui seorang kepala bagian yang akan menjadi kepala unit kerjanya.

Ruangan berikutnya yang dituju adalah ruangan yang akan ditempatinya sehari-hari besok. Tempatnya tidak terlalu jauh dari ruangan pimpinan, kira-kira 20 meter. Sebuah papan petunjuk membantunya menemukan ruangan itu.

Ruangan yang tidak terlalu besar namun cukup untuk dihuni empat orang, tiga orang pria dan seorang wanita. Namun kenapa terdapat lima meja dengan lima set komputer diatasnya? Empat meja berpenghuni sedangkan satu meja tanpa penghuni.Terdapat juga sebuah ruangan kecil yang diisi mesin fotokopi dan sebuah rak berisi berkas-berkas. Ada juga ruangan di pojok yang berisi rak-rak yang menyimpan catatan laporan bulanan selama tiga tahun terakhir. Sebuah pendingin ruangan bertengger tepat di depan pintu masuk dengan kalender tergantung di bawahnya.

Dengan senyumnya, wanita yang berusia 50an tahun itu mempersilakan ‘anak baru’ itu masuk dan bertemu dengan kepala unit bagian itu. Setelah membaca surat penempatan yang terdapat catatan dari pimpinan nomor dua, kabag itu memperkenalkan tamu ini sebagai ‘anak baru’ yang akan bersama-sama bekerja setiap harinya kepada penghuni ruangan itu.

Kabag alias pak bos. Berperawakan kecil tinggi. Berusia paling muda diantara empat orang itu. Namun jumlah ‘buntut’ nya ada empat dan itu yang paling banyak. Bersuara keras dan suka bercanda. Seorang pimpinan unit yang tegas dan rajin.

IbuK. Seorang ibu dengan tiga orang anak perempuan. Sudah hampir memasuki masa pensiun beberapa bulan lagi. Itulah sebabnya ‘anak baru’ itu dikirim di unit ini. Ibu yang cerewet dan ceplas ceplos dalam berbicara, namun tidak mengurangi keanggunannya sebagai wanita.

PaKar, sebut saja seperti itu. Tinggi, tegap dan berkulit sawo matang. Duduk dimeja paling pojok menghadap pintu. Orang yang terkesan sedikit menyeramkan jika dilihat dari tampilannya namun sebenarnya suka melucu.

PaWi,orang paling pendiam diruangan ini. Namun tekun dan rapi dalam bekerja. Sifatnya itu sangat sesuai dengan tugas yang diembannya di unit ini, bagian pembukuan atau pengarsipan berkas. Puluhan outner tersusun rapi di ruang arsip adalah hasil kerjanya.  

Dan ‘anak baru’ itu akan menjadi bagian dari kehidupan mereka berempat selanjutnya. Dengan menempati satu set meja yang tidak berpenghuni tadi, ‘anak baru’ ini memulai kehidupan barunya sebagai seorang staf di unit kerja ini.

note: ini cerita fiksi dalam imajinasi ku. kalo mood bakal diterusin ^^

Senin, 03 September 2012

You + Me = Us

sumber: Google

These days you promise me
Bring me to amazing places
Wake up friends, break time is over
Open your eyes
Looking at the sky
And you will find blue sky

You will stay in this place
You will waste the time
Just with me, just us
Together we’ll enjoy it

Grateful for our meeting
Maybe no more time after this
Enjoy these as you can
It will be unforgetable memories for us

And this night, I just wanna say
Have a good night