Pages

Selasa, 04 Juni 2013

Finally...She Had To Go



Setelah kurang lebih delapan tahun mengembara di pulau seberang, tiba juga saatnya untuk pulang. Hari yang, entah diharapkan atau justru tidak diharapkan, sudah di depan mata. Agenda-agenda yang belum selesai harus segera diselesaikan as soon as possible. Banyak hal yang belum selesai namun harus segera selesai. Waktu yang diberikan perusahaan tempat dia di terima kerja seharusnya cukup. 

Perlengkapan untuk masuk kerja juga perlu disiapkan. Terutama berhubungan dengan penampilan. Blazer, kemeja, sepatu sampai alat make up itu penting. Tampil rapi dan menarik diperlukannya saat memulai kerja.

Delapan tahun bukan waktu yang singkat, apalagi untuk berkenalan dengan banyak orang. Orang dengan budaya berbeda bisa menjadi saudara. Orang dari daerah lain bisa menjadi teman. Orang dengan usia yang beragam bisa menjadi sahabat. Ditengah tawa dan tangis, merekalah yang berada disampingnya.

Packing. Itu hal yang melelahkan namun harus dilakukan. Setelah mengembara delapan tahun seberapa banyak barang yang harus dia angkut pulang? Lebih dari tujuh kardus. Beberapa hari packing ternyata belum selesai juga di hari H kepulangan. Barang-barang yang akan ‘diwariskan’ untuk adik-adik pun masih belum selesai dibagi. Yasudah...pasrah saja.

Banyak hal yang akan dia rindukan dari perantauannya selama ini. Berbagai macam teman dengan tingkahnya yang beragam. Teman yang tidak hanya memberinya keceriaan namun juga teman untuk berbagi ilmu. Kenyamanan kota ini yang membuatnya betah, terutama kemudahan akses internet. Kebebasan yang membuatnya bisa berekspresi dengan nyaman.

Dan hari itu teman, yang sudah seperti saudara untuknya, mengantarnya ke bandara. Taksi yang diharapkan bisa mengantar ternyata tak kunjung datang. Padahal waktu check in sudah mepet atau malah sudah menunjukkan waktu terlambat. Haruskah dia gagal terbang?

Nasib baik masih berpihak padanya. Seorang teman bisa mengantarnya dengan mobil pribadinya. Untuk ke bandara tidak mungkin menggunakan motor karena koper yang dibawanya sudah diprediksi over load. Dan benar saja, saat check in koper yang dia bawa memang over load. Itu belum termasuk tiga tas yang dia jinjing dan masuk kabin penumpang.

Dan setelah menyalami teman satu per satu dia pun masuk ke waiting room karena sudah ada pemberitahuan dari pihak bandara. Delapan tahun yang penuh kenangan dan perjuangan telah berlalu...and finally she had to go... ^^

dan punggung merah itu hilang ditelan kerumunan orang

3 komentar:

  1. sediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih T.T

    tak kuasa kutahan air mata bahkan sampai kaki menyentuh rumah. dalam sujudpun aku msh menangis. membaca tulisan ini pun aku berkaca2..
    i've no word to say anything...
    i just only wanna cry
    hiiiiiiks

    BalasHapus
  2. don't cry...just separated by distance
    let's smile, like my earlier post ^^

    BalasHapus
  3. I was missing that moment.. :(
    Pastinya aku ikut bombay kalo lihat itu didepan mata..
    Keep spirit vitoooy.. we miss u...

    Selagi akses inet masih bisa dijangkau, disana pasti banyak cerita dan gambar yang bisa dibagi..
    Muach muach..

    BalasHapus